Talk Show Gannas Annar MUI Kaltim

0
Muiukaltim – Belum lama ini Gerakan Nasional Anti Narkoba (Gannas Annar) MUI Prov kaltim menggelar acara Talk Show  dengan Tema”pengutana ketahanan keluarga dari bahaya NAZPA( Narkotika, psikotropika dan Zat Adikatif). Talk Show yang digelar di Hotel Bumi senyiur jalan Gajah Mada ini menghadirkan nara sumber KH Khairi Busyairi ,LC MA (Anggota Komisi Fatwa MUI Prop kaltim, DR Hajah Abnan pancasilawati,Mag(Ketua Gannas Annar MUI Prop kaltim, Dr Chandra Ranadhani , dan anto Darsono.
Tujuan dari Talk Show adalah meningkatkan kesadaran  dan pemahaman mengenai bahaya laten narkoba dilingkungan Ormas Ormas Islam , OKP ,generaasi muda , para orang tua, masyarakat bangsa dan negara.
Talk Show juga untuk mendorong peningkatan parsisifasi aktif Masyarakat, Ormas , dan ungsur lainya agar ikut mensosialisasikan bahaya narkoba daan pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan peredaran narkoba.
Jajaran pengurus MUI Kaltim
Ketua MUI Prof Kaltim KH Hamri Has sangat mendukung kegiatan Talk Sho yang digelar oleh Gannas Annar MUI yang di ketuai oleh  Dr Abnan Pancasilawati,M,Ag, MUI merasa berkepentingan untuk mencegahnya, lebih- lebih Indonesia, karena masyarakat Indonesia adalah pemeluk Islam terbesar sedunia, dan umat Islam di Indonesia ini terdiri dari berbagai suku dan bahasa dan tersebar di 13 ribu pulau lebih, dengn adat kebiasaan yang berbeda-beda, tetapi bisa menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kalau tidak ada usaha yang sungguh-sungguh dari elemen masyarakat untuk menahan laju masuknya penyebaran narkoba ini maka jangan berharap akan berkurang.
“Perlu kita wujudkan semboyan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak,” Zero Narkoba,” oleh karena itulah usaha ini perlu mendapat dukungan semua pihak, dalam arti bila masyarakat mengetahui kaluarga atau orang lain menjadi pecandu narkoba maka diminta untuk memberikan informasi kepda pihak berwenang agar bisa dilakukan rehabilitasi terhadap pecandu tersebut,”himbauny
Ketua Gerakan Anti narkoba MUI Kaltim Abnan Pancasilawati  mengungkapkan .Secara Nasional  sekitar 400 anak ditahan kaarena kasus narkoba, Faktor pendidikan oleh olang tua  salah satu penyebab utamanya.Pihaknya juga mengatakan dari kasus  yang pernah ditangani , umumnya pengkonsumsi narkoba adalah orang luar perkotaann dan dari masyarakat ekonimi lemah , mereka mengkonsumsi narkoba dengan alasan hanya untuk gengsi gengsian saja.
Khairy Abusyairy anggota Komisi MUI Prof kaltim mengatakan Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang akan ditimbulkan oleh narkoba dan betapa cepatnya tertular para generasi muda untuk mengonsumsi narkoba, maka diperlukan upaya-upaya konkret untuk mengatasinya. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah: Pertama, meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat.
Kedua,  meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home). Ketiga, penanaman nilai sejak dini bahwa narkoba adalah haram sebagaimana haramnya babi dan berbuat zina.
Keempat meningkatkan peran orang tua dalam mencegah narkoba, di rumah oleh ayah dan ibu, di sekolah oleh guru/dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum.
Sementara itu Psikolog Klinik Pratama Badan Narkoba Nasional (BNN) Samarinda  Anto Darsono  mengatakan banyak factor penyebab seseorang mengkonsumsi Narkoba . Mulai salah pergaulan , masyarakat ekonomi rendah  sampai factor keluarga . Bahkan lingkungan keluarga agamispun tidak menjamin bebas  dari narkoba.
Lanjut Anto darsono  ia pernah menangani klien yang mendidik anaknya secara agamis namun yustru mengkonsumsi narkoba.
“Ada orang tua menyuruh anaknya sebelum maghrib harus disampingnya sampai usia 21 tahun. Anak itu ingin berontak tapi tak bisa, Makanya pelarianya ke Narkoba, Jelasnya.
Karena itu dia minta  agar setia orang tua  juga mau belajar terutama memperbaiki cara mendidik , Ia menyaranka agar jangan langsung melarang  namun menggunakan perumpamaan yang baik”Jangan pernah gunakan jangan  atau kamu ngak bisa . Bahasa dikriminatif haarus dikurangi . Orang tua juga harus pelajari  karakter manusia, Tambahnya.(Ghib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *