Pemuda Buda Masuk Islam; Merasa Tenang dan Damai Setelah Masuk Islam
SAMARINDA, WWW, MUIKALTIM,ORG- Wong Chun Han adalah nama pemberian orang tua sebelum masuk Islam,ia termasuk penganut agama buda yang taat, tiap saat dia selalu ke Wihara untuk ibadah, namun wong Chun Han muda ini yang kalau ia sekolah selalu melewati masjid ini begitu tertarik dan kagum melihat umat islam berjamaah, bersalam salaman, saling ucapkan salam.
“Saya melihat begitu indah, damai, rukun sewaktu orang Islam melaksanakan salat di masjid, jauh banget dengan berita berita Islam yang katanya kasar, tukang bom, teroris, radikal, saya melihat malah sebaliknya, orang islam ramah, baik dan sopan, apalagi sesama muslim mereka melebihi saudaranya sendiri” kata Moh Fahmi Rosyid kepada Wartawan Amanah Ummat di kantor MUI prop kaltim belum lama ini.
Lanjut Moh Fahmi Rosyid, di agama Budha juga diajarkan bagaimana bersikap baik kepada makluk lain seperti dengan sesama manusia, tumbuh tumbuhan, bahkan hewan
“ Selain kita harus berbuat baik dengan sesama manusia, tumbuhan dan hewan, badan kita, jiwa kita juga harus dijaga, misalnya tidak boleh ngomong jelek, mendengarkan yang jelek, bahkan mencium yang jelekpun dilarang,” kata 4 bersaudara ini.
Tapi tata cara ibadahnya, kata Rasyid agama buda beda jauh dibanding Islam, di agama buda tidak ada ibadah jamaah, jadi ketika melihat Islam pemeluknya begitu damai, tentram, saling gotong royong, saling salam salaman, peluk cium, ia tidak menunda nunda lagi untuk memeluk Islam dengan membaca Sahadat yang dibimbing oleh Guru Safaruddin di jalan Kehewanan.
Sebelumnya sempat was was setelah memeluk Islam saudara saudara nya akan mengucilkannya, sebab sudah banyak contoh orang yang keluar dari agama Budha akan di kucilkan, tetapi ia bersyukur ternyata semua saudara menghormati keyakinan barunya sebagai muslim.
Walaupun belum sepenuhnya bisa melaksanakan Rukun Islam yang lima, ia sudah istiqomah salat 5 waktu, bahkan sudah tiga tahun melaksanakan puasa ramadhan.
“Saya masuk Islam tiga tahun lalu , guru Safaruddin yang mensyahadatkan saya dan Alhamdulillah saya sudah puasa dan salat 5 waktu,” kata pemuda yang beralamat di jalan Aminah syukur Samarinda ini.
Fahmi Rasyid kedepannya akan lebih mendalami agama karena ia yang asli cina akan berjodoh dengan gadis dari suku Banjar , bahkan calon mertuanya sudah haji.
Belum lama ini ia mendatangi kantor MUI Propinsi Kalimantan Timur untuk minta legalitas keislamanya, karena sebelumnya hanya disyahadatkan tanpa diberi akta atau sertifikat seperti yang MUI lakukan setelah diislamkan biasanya langsung mendapatkan sertifikat.
“Oleh karena itu untuk kepentingan administrasi kami disarankan ke MUI untuk minta akta dan Alhamdulillah tanpa kesulitan MUI mengabulkanya, saya ucapkan terimakasih kepada MUI prop kaltim khususnya kepada bapak KH Hamri Has yang memberikan petuah petuah dan tambahan bimbingan kepada kami” cerita Rasyid
Sementara itu Ketua MUI provinsi kaltim KH Hamri Has memberikan wejangan kepada Moh Fahmi Rosyid kalau sudah masuk islam harus melaksanakan ajaran ajaranya seperti melaksanakan salat, puasa, zakat dan haji kalau mampu.
“Orang islam harus melaksanakan ajaran islam secara kaffah, tidak boleh sepotong sepotong harus menyeluruh dilaksanakan”, ujar Ketua MUI propinsi kaltim.(Ghib)