MUI Samarinda Cetak Mujahid Digital Untuk Gen Z

SAMARINDA (muikaltim,or id)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Samarinda, melalui komisi Informatika dan Komunikasi (Infokom),menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Mujahid Digital Generasi Z di Gedung Serba Guna Kantor MUI Kota Samarinda jalan Juanda Samarinda, Sabtu (5/7/2025). 

Hadir dalam pembukaan Bimtek, Wakil ketua MUI kota Samarinda Ir Masumi Samadi, Anggota dewan Pertimbangan MUI Kota Samarinda, Drs yusa,, Ahmad, Bendahara MUI Kota Samarinda,Drs H.Berhonie,MM, Wakil Bendahara Drs H Sumijan, Para  Wakil Ketua dan komisi MUI Samarinda, Ketua dewan Masjid  Kota Samarinda Drs. K.H. Azhar Qowim, M.Pd. , perwakilan NU Kota Samarinda, Perwakilan Muhammadiyah dan undangan lainya.

Bimtek ini menghadirkan pemateri seperti KH. Muhammad Mundzir – Ketua MUI Samarinda yang membawa materi Memanfaatkan Media Sosial Dalam Berdakwah, Abdurrahman Amin – Ketua PWI Kaltim yang membawa materi Cara Menulis Media Digital dan Abdillah Syafi’i – Diskominfo Samarinda dengan materi Membuat Narasi/Konten Islam Wasathiyah.  

Wakil Ketua MUI Kota Samarinda, Masyumi Samadi, saat membuka Bimtek mengatakan kegiatan ini digelar sebagai bagian dari upaya strategi MUI untuk meneguhkan peran dakwah digital di era informasi, serta menguatkan barisan pegiat dakwah dalam menghadapi derasnya arus narasi yang merugikan citra Islam di ruang digital.

Ia juga menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya Generasi Z, sebagai garda terdepan dalam dakwah digital. Dengan mengutip firman Allah dalam QS. Ar-Ra’d ayat 11: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. “Saya mengajak seluruh peserta untuk mengambil peran aktif dalam perubahan ini, atau bersiap tergilas oleh arus zaman yang kian deras,” imbau Masyumi. 

Ketua MUI Samarinda KH Muhammad Mundzir , sebagai Nara sumber pertama , dalam Makalahnya “ Memanfaatkan Media Sosial dalam berdakwah” menjelaskan

dakwah adalah kewajiban setiap Muslim untuk menyampaikan kebaikan dan ajakan menuju jalan Allah. Seiring berkembangnya teknologi, media sosial menjadi sarana efektif untuk berdakwah secara luas dan cepat. 

Menurutnya , saat ini  media dakwah mengalami transformasi besar. Penceramah  tidak lagi hanya berdiri di mimbar masjid atau majelis taklim, melainkan hadir pula melalui layar ponsel dan media sosial.

 “Dakwah digital menjadi solusi dakwah masa kini, menjawab tantangan zaman sekaligus membuka peluang baru dalam menyampaikan pesan-pesan Islam. Anak muda hari ini lebih sering membuka YouTube, Instagram, atau TikTok. Kalau dakwah tidak hadir di sana, kita akan kehilangan generasi,” ujarnya

Namun ia juga mengingatkan, Namun, dakwah digital juga tidak lepas dari tantangan. Informasi yang salah, konten provokatif, hingga dakwah yang kurang mendalam sering kali menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, peran da’i digital yang berintegritas dan kompeten sangat dibutuhkan.

Muhammad Mundzir menyebut, dakwah digital harus didukung dengan pelatihan literasi media dan strategi komunikasi berbasis nilai. “Kontennya bukan hanya soal benar atau salah, tapi bagaimana menyentuh hati audiens,” katanya. 

Materi  kedua  mendatangkan pakar Konten kreator  dari Kominfo Samarinda, Abdillah Syafi’i, yang mengajak peserta untuk memahami pentingnya narasi dalam konten dakwah. 

Menurutnya, konten Islam perlu dikemas dalam narasi yang wasathiyah—moderat, bijak, penuh hikmah—agar mampu menyentuh audiens dengan lebih lembut namun mengena.

Kata Abdillah Syafi,I,  memahami konsep Islam Wasathiyah dalam dunia digital yaitu  dengan menyusun narasi dan konten yang sejuk, solutif, dan membangun menjadi bagian dari dakwah digital yang santun dan bijak.  “Tulis dan postinglah sesuatu yang membuat orang makin cinta pada Islam, bukan makin takut padanya.” Ujarnya. 

Ia juga berpesan  dalam membuat konten   agar menghindari menghindari provokasi & ujaran kebencian, menjunjung akhlakul karimah, mengedepankan dalil dan hikmah dan terakhir saring sebelum sharing.

Materi ke tiga , diisi oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur, Abdurrahman, yang membagikan kiat-kiat menulis di media digital. Ia menekankan pentingnya tiga elemen dasar: awareness, knowledge, dan skill.

Tak kalah penting, menurutnya, adalah menjadi penulis spesialis yang memahami secara mendalam isu yang dibahas. “Riset kecil-kecilan itu wajib. Kita enggak bisa cuma menulis asal-asalan lalu berharap orang percaya,” katanya.

Ia juga memberi tips membuat judul dan lead berita yang menarik agar pembaca tidak langsung scroll ke konten lain.

Sementara itu, Ketua Panitia Bimtek Muhammad Roghib menyampaikan jumlah peserta sebanyak 65 orang, yang berasal dari seluruh MUI cabang di berbagai kecamatan di Kota Samarinda

 “Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari berbagai ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, serta para aktivis Islam dari berbagai latar belakang,” katanya.

Bimtek ini diselenggarakan oleh Komisi Infokom MUI Kota Samarinda, dan mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Samarinda.

Dengan mengangkat tema Menebar Kebaikan dan Menguatkan Narasi Positif Islam di Era Digital, MUI Samarinda berharap dapat mencetak para mujahid digital yang mampu bersuara bijak, cerdas, dan beradab di ruang maya.(Ghib)

 

 

 

Loading

Solverwp- WordPress Theme and Plugin

Sosial Media MUI Kaltim