MUI kaltim Membuat Peta Dakwah
SAMARINDA (MUI Kaltim) Bagi ormas ormas dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dakwah Islam sudah seharusnya untuk memiliki peta dakwah lebih lebih Majelis Ulama Indonesia MUI sebagai lembaga kumpulan ulama, kumpulan para dai, para cendekiawan, mutlag mempunyai peta dakwah
Dengan adanya peta dakwah ini , diharapkan penyelenggaraan dakwah menjadi lebih terkoordinasi antara para dai (muballigh) yang satu dengan yang lain sehingga tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) dakwah yang tidak diperlukan. Selain itu, dakwah Islamiyah dapat dilaksanakan lebih tepat sasaran berdasarkan data yang terukur, akurat, dan lengkap sesuai dengan kondisi di lapangan. Peta dakwah juga memudahkan kepada seluruh stakeholder dakwah untuk menemukan obyek, target, dan metode yang digunakan sehingga dakwah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Untuk itu Ketua Komisi Dakwah MUI Kaltim H Abdurrahman AR.S,pd.M.pd sepakat MUI kaltim untuk membuat peta dakwah, apa lagi kaltim ini wilayahnya sangat luas, masih banyak daerah daerah terisolir pembuatan peta dakwah sangat penting sebagai landasan awal sekaligus laboratorium agama untuk menyebarkan agama sesuai dengan kondisi dan situasi masyarakat.
Melalui peta dakwah tersebut masyarakat akan menerima apa yang disampaikan karena sesuai dengan kondisi dan situasi kelompok masyarakat tersebut.
“Kita harus tahu kondisi masyarakat Kaltim untuk berdakwah sehingga perlu kita petakan kondisi masyarakat di semua kabupaten yang ada di kaltim,” Ujar Abdurrahman AR.
Untuk kepentingan pembuatan peta dakwah Abdurrahman AR sudah membentuk panitia yang melibatkan pengurus MUI dari berbagai komisi dan dalam waktu dekat akan menerjukan panitia untuk turun kedaerah kabuaten/kota seluruh kaltim untuk mengumpulkan data data yang diperlukan untuk membuat peta dakwah.
“Saya akan mengerahkan beberapa orang untuk mencari data ke seluruh daerah kaltim termasuk Mahulu untuk mengumpulkan data,”katanya.
Data data yang dimaksud 1. Jumlah penduduk dari kelurahan, kecamatan hingga provinsi, 2. Jumlah agama dan kepercayaan, 3. Kultur masyarakat, aliran kepercayaan atau sempalan, 4. Gangguan, ketertiban, kelompok, 5. Ormas Islam yang ada di daerah tersebut,6 Gangguan sosial 7. Majelis Taklim, Lembaga Dakwah, 8, Lembaga Pemdidikan Agama, 9 Rumah Ibadah, 10 . Tokoh Agama dan lain lain.
Sekertaris Umum MUI Katim Drs H Syahruddin Tarmidzi menghendaki para panitia Pembuat Peta Dakwah agar bekerja, cepat, cermat dan Effesian , pembuatan peta dakwah hingga penerbitan buku (Peta Dakwah Kaltim) harus sudah diseleseikan bulan oktober 2018 ini
“Kita akan adakan Raker (Rapat Kerja) MUI Kaltim sekitar bulan Nopember , nah di Raker ini buku peta dakwah bisa diluncurkan dan bukunya bisa dibagi bagikan kepada Para Ketua MUI dan para dai se -kaltim agar bisa lebih lancar dalam berdakwah,” Ujar Syahruddin.

Sementara itu Ketua MUI Kaltim KH Hamri Has sangat mendukung pembuatan peta dakwah yang dibuat komisi dakwah MUI Kaltim , menurutnya dengan peta dakwah, da’i bisa mengetahui apa yang harus dibina dan dimana dia harus membina, dengan adanya peta dakwah pola dakwah ke depan benar-benar memahami kondisi masyarakat sehingga kehadiran da’i bisa memberi solusi.
Hamri Has berharap pembuatan peta dakwah menghasilkan solusi bagi dakwah di kaltim yang wilayahnya sangat sulit dan terisolir.
“Kaltim ini sangat luas mau ke daerah lain untuk dakwah harus naik pesawat atau naik kapal laut sampai berhari hari dengan biaya yang sangat tinggi, jadi bisa dimaklumi kalau banyak masyarakat yang belum tersentuh oleh dakwah,dengan adanya peta dakwah akan memberikan gambaran dan wawasan para dai untuk terjun kemasyarakat. Dan diharapkan semua masyarakat tak terkecuali Pedalaman dan Perbatasan bisa disentuh dakwah “Ujar Hamri (Ghib)