Muhasabah Akbar MUI di Cianjur, Habib Nabiel: Korban Bencana Tak Selalu Tanda Kurang Iman

CIANJUR muikaltim,or.id– Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI, Habib Nabiel Al Musawwa, menegaskan bahwa korban bencana alam tidak selalu menimpa penduduk yang kurang beriman. Hal itu dia sampaikan di depan ribuan warga Cianjur yang hadir dalam Muhasabah dan Istighosah Akbar MUI di Masjid Agung Cianjur, Jawa Barat, Ahad (19/02/2023).
Sebaliknya, kata dia, bencana alam justru menghantam beberapa wilayah yang dari sisi praktek ibadahnya bisa dikategorikan beriman. Tsunami 2004 misalnya justru menimpa Aceh dan Sumatera Barat yang warganya terkenal mempraktikan ajaran agama Islam secara tekun.
“Maka ketika masyarakat Cianjur disebut sebagian orang terkena musibah karena banyak melakukan maksiat, saya tegaskan tidak, menurut saya ini karena kesalehan masyarakat Cianjur sampai dipilih Allah SWT untuk dibersihkan sisa dosanya, ” ujarnya.
Gempa yang terjadi di Turki dan Suriah baru-baru ini, menurut dia, juga merupakan bukti bahwa bencana tidak menyasar kalangan ahli maksiat. Baik Turki maupun Suriah, kata dia, sama-sama mempraktekan ajaran Islam dengan baik.
Dia melihat, musibah itu akan menghapus dosa yang tersisa dan mengangkat derajat manusia di hadapan Allah SWT. Kalau setiap musibah itu terjadi untuk orang-orang yang kurang beriman, kata dia, maka tentu saja tidak ada nabi yang diberikan musibah.
“Ada tidak nabi yang tidak dikasih musibah oleh Allah? Tidak ada. Nabi Aiyub bahkan diberikan cobaan sangat berat, apakah beliau ahli maksiat? bukan, beliau orang sholeh dan dalam keadaan sakit yang luar biasa beratnya, Nabi Aiyub berdoa penuh kesabaran sampai diabadikan di dalam Al Quran, ” katanya.
Nabi Aiyub, lanjut dia, mengalami penyakit yang merusak badannya, hartanya habis untuk berobat, dan keluarganya kabur meninggalkannya sendirian. Namun Nabi Aiyub tetap berdoa kepada Allah SWT dengan doa yang tulus.
“Beliau tidak bilang ya Allah sembuhkan saya, balikkan harta saya, kembalikan harta saya, tidak, beliau mengatakan wa anta arhamur rohimin, ya Allah indahnya doanya, dan engkau adalah yang maha penyayang dari yang maha penyayang. Doanya halus kepada Allah SWT, ” ungkapnya.
Untuk itu, Habib Nabiel berpesan agar masyarakat Cianjur senantiasa bersabar dengan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sementara umat Islam yang lain menjaga ucapannya dan merawat kepekaannya agar tidak menyakiti saudara sesama yang sedang tertimpa musibah. Sehingga kejadian seperti ini tidak malah jadi bahan untuk suudzon kepada Allah SWT.
Sebelumnya Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Dakwah melaksanakan dzikir dan doa untuk keselamatan bangsa pada hari ini, Ahad (19/2/2023) di Masjid Agung Kabupaten Cianjur. tersebut dilaksanakan tepat pada momentum Isra Miraj.
Lanjut KH Ahmad Zubaidi, pada 2022 lalu bangsa Indonesia bertubi-tubi mengalami musibah bencana alam, mulai dari tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi yang yang terjadi di beberapa daerah, hingga musibah wabah penyakit. Beberapa kejadian tersebutlah yang mendasari pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Satu tahun kemarin negara kita ini bertubi-tubi dilanda musibah, untuk itu sekarang ini kita harus banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT agar supaya Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada negri kita ini,” kata dia, dalam perbincangannya dengan MUIDigital, Ahad (18/2/2023).
Dia mengatakan, kegiatan dzikir dan dan doa untuk bangsa yang dilaksanakan di Kabupaten Cianjur ini sekaligus sebagai upaya muhasabah diri dan juga untuk mengenang kembali pada tahun lalu Cianjur merupakan salah satu daerah yang tertimpa bencana. Pada 2022 lalu, kabupaten Cianjur diguncang oleh gempa bumi yang memakan korban jiwa lebih dari 600 orang. Tidak hanya itu, ribuan bangunan fisik hancur, rumah-rumah roboh serta banyak terjadi longsor dan lain sebagainya.
Dia mengatakan, penderitaan sangat dialami para penyintas bencana gempa bumi di cianjur ini. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan diadakan di Kota Cianjur.
“Agar supaya muhasabah kita perenungan kita lebih mengena, lebih khusyuk lagi, karena kita melaksanakan dzikir dan doa di tempat di mana terjadi musibah dimana kita bisa langsung bermuhasabah,” tutur dia.
Dia menjelaskan, dzikir dan doa untuk keselamatan bangsa kerja sama dengan TNI Angkatan Darat ini dilaksanakan dengan mengharap keberkahan dari Allah SWT, dengan harapan agar dijauhkan dari segala musibah, dari segala bencana, dari wabah penyakit, dan hal-hal yang menjadikan kesengsaraan kehidupan manusia.
“Dzikir dan doa inilah, berarti kita bertaqarub kepada Allah SWT memohon ampun kepada Allah SWT, kita bertakbir, bertasbih, bertahmid, bertahlil, dalam rangka kita taqarub illallah, mohon kepada Allah SWT supaya bangsa Indonesia semuanya diberi perlindungan dari Allah SWT, agar kehidupannya aman, tentram, damai , sejahtera, adil dan makmur,” ujar dia.
“Di samping usaha-usaha lahiriah, kita juga harus melakukan usaha-usaha batiniah dengan senantiasa taqarruf illallah,” kata dia menambahkan.
Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Agung Cianjur ini juga untuk mengingatkan umat bahwa sebagai umat Muslim dalam hitungan hari akan menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan, untuk itu seluruh masyarakat diharapakn untuk menyiapkan diri lahir dan batin dalam menyambut bulan suci tersebut.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan yang mengangkat tema ”Dzikir Doa Keselamatan Bangsa Momentum Peringatan Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW” ini dihadiri Wakil Presiden Indonesia, KH Ma’ruf Amin, yang sekaligus didukung oleh berbagai pihak, di antaranya adalah MUI Kabupaten Cianjur, TNI AD, POLRI dan juga Forkopinda Kabupaten Cianjur.
Sumber mui, or id/mui digital