In Memoriam Prof.Dr.KH A Syarwani Zuhri

0

SAMARINDA,WWW, MUIKALTIM,ORG- Ulama besar yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan Prof. Dr. KH A Syarwani Zuhri berpulang  belum lama ini . Masyarakat  Balikpapan, khususnya umat Islam sangat kehilangan atas meninggalnya pendiri Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari Km 19, Balikpapan tersebut.

Nama KH Syarwani Zuhri memang tidak asing bagi warga Balikpapan.

Selain dikenal sebagai Ketua Umum MUI Balikpapan, almarhum Juga dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Semasa hidupnya, KH Syarwani Zuhri dikenal sosok yang santun, ramah, cerdas dan berkharisma.  Nasihat-nasihatnya banyak didengar kalangan pejabat.

Prof. Dr. KH A Syarwani Zuhri

KH Syarwani Zuhri juga dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap dunia pendidikan, walau  usianya memasuki masa senja, KH Syarwani Zuhri masih semangat memberi ceramah serta nasihat kepada tokoh-tokoh pemuka agama hingga pejabat.

Salah satu momen yang tak terlupakan ketika ia turun lapangan meneriakkan penutupan lokalisasi Lembah Harapan Baru (LHB) di Km 17, Balikpapan Utara.

Buah dari unjukrasa beliau  akhirnya tim gabungan dipimpin Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan merobohkan sedikitnya 44 unit wisma di lokalisasi LHB Km 17, Karang Joang, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, pada tahun 2017 lalu. Seketika 44 wisma—tempat lelaki hidung belang bercumbu dengan PSK—rata dengan tanah.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dan Wakil Wali Kota Rahmad Mas’ud bersama Kapolres Balikpapan AKBP Jeffry Dian Juniarta turun langsung mengawasi jalannya pembongkaran wisma yang berdiri di lahan milik Pemkot Balikpapan itu.

Tak ada perlawanan dari warga setempat.

Ahmad Syarwani Zuhri lahir di Desa Sungai Gampa, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, lebih kurang 40 km dari Kota Banjarmasin pada 8 Agustus 1950, dari pasangan Haji Zuhri bin Haji Acil dan Hajjah Marwiyah binti Haji Khalil Haji Zuhri adalah seorang petani biasaIa lahir dalam lingkungan adat keluarga yang sangat fanatik

Awalnya, Ahmad Syarwani kecil dimasukkan ke sekolah agama Islam tingkat Ibtidaiyah dan kemudian Tsanawiyah di Madrasah Sulam ‘Ulum di Desa Sungai Gampa (1959-1961 Ia diasuh para guru, terutama K.H. Muhammad Marzuki Musthafa, hingga berhasil meneruskan ke tingkat selanjutnya.

Kemudian ia belajar di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darussalam Martapura

Masuk tahun 1962, lulus tahun 1970. Pada masa itu pondok pesantren ini di bawah asuhan Guru Tuha, yaitu K.H. Abdul Qadir Hasan dan K.H. Anang Sya’rani ‘

Atas dorongan orang tua dan para guru agama, ia melanjutkan menimba ilmu ke kota Bangil, PasuruanJawa Timur, pada Pondok Pesantren Datuk Kelampian selama tiga tahun (1970-1973), yang diasuh Guru Syarwani Abdan]

Kemudian, atas pengarahan dan dorongan serta doa restu sang guru ia melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, Arab Saudi, dan kemudian bermukim di sana. Ia berada di Timur Tengah selama lebih kurang 12 tahun.

Pada tahun 1986 ia kembali ke tanah air, dan langsung menuju kampung halaman di Sungai Gampa Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Atas inisiatif keluarga, ia kemudian membeli rumah di Martapura, yaitu di Jalan Pesayangan Gang Kurnia RT I No. 1]

Beberapa saat ia menempati rumah yang baru dibeli, sambil merasakan nikmatnya barakah berkumpul dengan guru-guru dan ulama-ulama di Martapura, seperti K.H. Samman Mulia, K.H. Muhammad Zaini Ghani, K.H. Husin Dahlan, K.H.M. Ramli Radhi, K.H. Badaruddin, K.H. M. Royani. Namun kemudian beberapa keluarga dan kawan seperguruan sekaligus gurunya, K.H. Muhammad Shafwan (Guru Handil), Handil 6 Muara Jawa, sangat mengharapkan supaya ia bisa mengajar di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kemudian ia pindah dan menetap di Balikpapan. Pada pertengahan tahun 1987, mulailah dibangun Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Pada pertengahan tahun 1987, tanah seluas 30 ha itu dulunya hutan semak belukar dan terletak di Km 19,5 Jalan Raya Balikpapan-Samarinda tersebut kemudian dibuka dan di atasnya didirikan pondok pesantren yang nama lengkapnya Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari. Pembangunan Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari dimulai pada 1987. Perataan tanah pada 1990 dibantu oleh Den Zipur Kodam VI Tanjung Pura. Pada tanggal 13 Maret 1993, diresmikanlah pondok pesantren .

Kini di pondok pesantren ini sudah tersedia masjid, gedung Ma’had Aly, penginapan santri, perumahan para ustaz, selain rumah untuk pengasuh pondok pesantren.

Di samping itu juga perpustakaan, puskesmas, kantin, dan lapangan olahraga.] K.H. Syarwani Zuhri memulai proses pendidikan di pesantren ini awalnya hanya dengan 45 santri.

Waktu itu ia masih sendirian. Kini, jumlah santri di Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari ada sekitar 470 putra dan 159 putri.  Santri putri memang masih sedikit, karena pondok pesantren putri baru didirikan tahun 2004 lalu. (Roghib)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *