Bank Indonesia , Pemprov dan MUI Kaltim Gelar Gerakan Ulama Peduli Inflasi

0

SAMARINDA, MUIKALTIM,OR ID-Bertepatan dengan momen Ramadhan dan idul fitri 1444H  Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimangtan Timur  dan Pemprov Kaltim  bekerja sama  dengan  Majelis Ulama Indonesia  Kalimantan, Kemenag Prov kaltim  , para ulama, ustad, dai dan penyuluh agama  untuk  Peduli Inflasi (UPI) yang bertujuan mengedukasi dan menghimbau masyarakat agar dapat berbelanja dan berjualan secara bijak.-

“ Pengendalian inflasi menjadi fokus pemerintah, terutama memasuki bulan suci Ramadan  dan menjelang lebaran tahun ini.  Kami  mengambil inisiatif untuk membantu pengendalian inflasi dengan melibatkan peran para ulama, dai dan penyuluh agama   Program yang dirancang  dengan tema  “Ulama Peduli Inflasi”, kata  Kepala Perwakilan BI Kaltim Ricky Perdana Gozali pada acara pembukaan ulama peduli inflasi Kalimantan Timur di Masjid Baitul Mukminin Islamic Center Samarinda  , selasa 21 maret 2023.

, Acara seremonial pemberian program sosial Bank Indonesia kepada Baznas Kaltim dan akan dibagikan kepada masyarakat/fhoto roghib

Gerakan Ulama Peduli inflasi digagas oleh BI Perwakilan kaltim, didukung oleh pemerintah Kalimantan Timur dan bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia, Kanwil kemenag kaltim, Baznas kaltim, para ulama, ustad dan semua lapisan masyarakat Kalimantan Timur.

Menurut Ricky  Peran ulama sangat penting dalam masyarakat dikarenakan ulama merupakan sosok yang dihormati karena keilmuan agamanya,  melalui ceramah agama,  ulama dapat menyampaikan edukasi secara langsung kepada masyarakat. Tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga diharapkan seruan berbelanja dan berjualan secara bijak dapat tersampaikan dengan baik

Kata  Rizki Perdana,  di setiap ceramah agama, para ulama yang berperan dapat langsung mengimbau masyarakat melalui seruan kegiatan Ulama Peduli Inflasi. Masyarakat disarankan untuk tidak berbelanja atau mengkonsumsi secara berlebihan.

“Kami juga minta agar ulama bisa menyampaikan pesan ke  masyarakat yang membuka usaha jualan, disarankan untuk berjualan secara bijak dengan menaikan harga secara berlebihan yang dapat berdampak pada kenaikan harga barang,”ujar   Kepala Perwakilan BI Kaltim

Gubernur Kaltim  H Isran nor  memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif Kantor Perwakilan BI Provinsi Kaltim ini, meski menurutnya gagasan ini sebenarnya sudah terlambat.

“Sebenarnya ini terlambat. Tapi tidak apa-apa, bagus saja. Lebih baik terlambat, dari pada tidak sama sekali. Tapi di nusantara, ini baru ada di sini. Ini yang pertama. Terima kasih BI dan para ulama, dai dan penyuluh agama,” puji Gubernur Isran.

Penandatangan seruan bersama untuk peduli inflasi/fhoto roghib

Karena itu Gubernur mengimbau kepada para pedagang untuk tidak memanfaatkan momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri dengan menaikkan harga setinggi-tingginya.

Demikian pula masyarakat pembeli, diimbau agar berbelanja secukupnya sesuai kebutuhan saja. Tidak berlebih-lebihan.

“Jadi penjual, jangan jual mahal-mahal ya. Pembeli juga begitu, kendalikan hawa nafsu jangan belanja banyak-banyak. Ditakar saja sesuai kebutuhan,” pesan Gubernur lagi.

Secara umum Gubernur Isran Noor sangat bersyukur karena inflasi Kaltim selalu berada di bawah angka inflasi nasional. Gubernur menjelaskan bahwa inflasi itu  harus ada, tapi terkendali.

Pengendalian inflasi ini bisa dilakukan dengan baik menurut Gubernur Isran Noor karena kerja sama lintas sektor dan tidak mungkin dilakukan sendiri.

“Jadi, pahala puasa Ramadan itu bukan hanya menjaga hawa nafsu, haus dan lapar, kerja sama mengendalikan inflasi ini juga berpahala besar. Itu keyakinan saya,” kata Gubernur.

Sementara itu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim KH Muhammad Rasyid mengatakan, perekonomian merupakan bagian dalam syariat Islam, sehingga menjadi kewajiban bagi semua pihak untuk menjaga agar perekonomian di Kaltim  stabil.

Menurutnya dalam hukum Fikih juga diatur masalah jual beli dan adanya larangan bagi penghusaha untuk menimbun barang dengan tujuan pada waktu tertentu  harga barang bisa naik dan akan mendapatkan keuntungan yang besar.

Dalam hukum fikih  ,kegiatan menimbun barang termasuk haram. Misalnya, menunggu barang mahal baru menjual. Kenapa haram, karena itu menyakiti orang lain,” Kata KH Muhammad Rasyid

Lanjut  Imam besar Masjid Islamic Center, Allah menyayangi penjual yang menjual harganya tidak terlalu tinggi. Dan Allah juga menyayangi pembeli yang menawarnya wajar. Terakhir, siklus jual beli harus menyenangkan. Jangan sampai ada kredit macet. Artinya, kalau hutang ya harus dibayar.

KH Rosyid menceritakan  pada jaman Rasulullah Saw mengecam perilaku memonopoli   barang . Sebab, problem-problem yang terkait dengan ketersediaan  barang  umumnya justru muncul karena perilaku para penguysaha mengambil keuntungan yang  besar dan bisa menimbulkan inflasi.

“Ada peristiwa  setelah hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah. Saat itu umat Islam tidak dapat menggunakan air karena yang memiliki sumberdaya air (sumur) hanyalah orang-orang Yahudi. Ketika umat Islam datang ke suatu sumur yang bernama Ruma, orang-orang Yahudi menutup sumur tersebut dan tidak mengizinkan penggunaannya selain orang yang Yahudi sendiri. Para sahabat mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah, Karenanya, Rasulullah Saw menganjurkan sahabatnya agar berderma dengan air. Pada waktu itu  Sahabat  Utsman bin Affan termasuk pengusaha kaya  dan  membeli sumur tersebut dan menyedekahkannya kepada seluruh umat Islam.  Jadi jaman Rasululloh sudah ada inflasi dan cara mengatasinya,” Kisah  KH Muhammad Rasyid

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Timur (Kakanwil Kemenag Kaltim) Abdul Khaliq mengapresiasi giat Ulama Peduli Inflasi yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) setempat, karena diyakini mampu membantu menekan inflasi.

“Program Ulama Peduli Inflasi ini merupakan program edukatif, bersifat mendidik dan membina masyarakat dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri agar tidak berlebihan belanja guna menekan inflasi,” ujarnya saat peluncuran program tersebut di Samarinda, Selasa.

Ia mengajak seluruh masyarakat bijak dalam belanja pada Ramadhan ini, yakni dengan membeli secukupnya, karena jika berbelanja berlebihan dapat berdampak pada  inflasi atau barang serupa menjadi naik harga, karena hukum ekonomi akan berlaku, yakni ketika stok barang sedikit tapi jumlah pembeli banyak, maka harga akan naik

Kepala Perwakilan BI Kaltim Ricky Perdana Gozali dan jajaranya fhoto bersama/fhoto roghib

Sementara itu    pada acara  launching  ulama peduli inflasi Kalimantan Timur di Masjid Baitul Mukminin Islamic Center Samarinda  selain sambutan Gubernur kaltim h Isran Noor,  sambutan ketua MUI kaltim KH Muhammad Rasyid, Sambutan Ketua kanwil Kemenag kaltim Abdul Khaliq, Kepala Perwakilan BI Kaltim Ricky Perdana Gozali, juga diwarnai  dengan  penandatanganngan seruan bersama, seremonial  pemberian pr0gram sosial Bank Indonesia.

Acara dihadiri Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Tri Budi Utomo,  Kapolda Kaltim Irjen Pol  Imam Sugianto, Kejati Kaltim Hari Setiyono, Kepala Perwakilan BI Kaltim Ricky Perdana Gozali, Ketua Baznas Kaltim H Ahmad Nabhan, Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono dan undangan lainnya.

( M. Roghib).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *