Khutbah Jumat: Mewujudkan Praktik Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Ilustrasi: Lembar Mushab Qur’an

Oleh: KH A Roghob Alfatiry, Ketua II MUI Kota Tangerang
السَّلاَ مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَركَاتُه

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلَ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ

.اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ اَرْسَلَهُ بشِيْراً بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ. مَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ رَشَدَ. وَمَنْ
يَعْصِهِمَا فَاِنَّهُ لَا يَضُرُّ اِلَّا نَفْسَهُ وَلَا يَضُرُّ اللّٰهَ شَيْئًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَا رِكْ عَلٰى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ
اِلٰى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَاللّٰهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالٰى: اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ
تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

وَقَالَ اَيْضًا : لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

صدق الله العظيم

Hadirin, sidang Jumat rahimakumullah …

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan salah satu kewajiban kita , yaitu menegakkan kewajiban ibadah Jumat.

Shalawat teriring salam kiranya semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW , keluarga dan sahabatnya serta segenap pengikut beliau yang taat dan setia mengikuti ajarannya hingga akhir zaman, Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin …

Hadirin, sidang Jumat rahimakumullah …

Khutbah Jumat hari ini mengambil tema Islam rahmatan lil ‘alamin. Islam rahmatan lil ‘alamin adalah maqaashidul ‘aam lisy syari’ah, bahwa muara dari ajaran Islam itu mashlahah atau kemaslahatan, kasih-sayang dan kedamaian.

Islam rahmatan lil ‘alamin adalah istilah Qurani dan istilah itu sudah terdapat dalam Alquran Surat Al-Anbiya ayat 107 :

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

Makna Islam rahmatan lil ‘alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat yang mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.

Ayat di atas memandu kita bahwa ajaran Islam yang difahami secara benar akan mendatangkan rahmat untuk semua orang, baik muslim maupun non-Muslim, bahkan untuk seluruh alam.

Ma’asyiral muslimin hadaaniayallahu wa iyaakum …

Islam rahmatan lil ‘alamin dipahami oleh para ulama dari Alquran Surat Al-Anbiya (21) ayat 107. Ayat ini secara tekstual menjelaskan bahwa nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat yang luas dan besar bagi semesta alam atau nabi Muhammad diutus sebagai bukti rahmat Allah SWT bagi semesta alam.

Allah SWT tidak membiarkan makhluk terbaik yang dimuliakan-Nya , yaitu manusia hidup tanpa pegangan dan tuntunan sehingga terjerumus dalam jurang kenistaan dan jatuh pada puncak kehinaan. Untuk itulah sebagai bukti kasih dan sayang-Nya, Allah mengutus para rasul di tengah-tengah masyarakat.

Para rasul inilah termasuk Nabi Muhammad SAW yang telah membuka jalan hidayah , sehingga manusia dapat membangun kehidupannya dengan penuh cinta dan damai tanpa kekerasan, fairness tanpa diskriminasi . Nabi Muhammad SAW juga sebagai sosok nabi rahmah. Bagaimana tidak?

Sosoknya tak henti dipuji dan kehidupannya tak kering dipelajari, meskipun pada saat yang sama, hinaan pada beliau terus terjadi dan bahkan sebagiannya diabadikan dalam kitab suci yang diterimanya dari Allah Rabbiul ‘izzati.

Sebagai manusia, Nabi Muhammad SAW mengalami apa yang dialami manusia pada umumnya, seperti rasa kesal, gusar, kecewa, lelah, sedih, senang, dan lain-lain. Namun sisi manusiawi ini tidak menghilangkannya sebagai sosok teladan, seperti yang dinyatakan Allah SWT dalam firman-Nya, dalam Alquran Surat Al-Ahzab (33) ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Hal ini karena dia telah memancarkan rahmat Allah SWT, sehingga realitas sosial yang tidak ideal dan tidak sesuai harapan dapat diatasi, diantaranya melalui sikapnya yang penuh pemaaf. Bagi beliau tidak berlaku ungkapan “tiada maaf bagimu” , bahkan terhadap orang yang nyata-nyata menyakitinya sekalipun.

Sidang Jumat rahimakumullah …

Upaya menebar rahmah sebagaimana diajarkan dan dipraktekkan Rasulullah diakui bukanlah sesuatu yang mudah. Hanya orang dengan dan sebab rahmat Allah SWT yang akan dapat mengatasi semua problem yang dilakukan manusia.

Orang seperti itu juga pastinya akan selalu menautkan hati , pikiran dan langkahnya kepada Allah SWT, Ia sadar bahwa keputusan dan hasil akhir bukan di tangannya, namun semuanya kembali pada kekuasaan Allah SWT, meskipun ia sangat menginginkannya.. Sikap inilah yang lazim disebut tawakkal.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Islam rahmatan lil ‘alamin tidak hanya tercermin dalam konteks relasi manusia dengan manusia saja, tetapi juga dengan seluruh makhluk Allah SWT, hewan, tumbuh-tumbuhan, air, gunung, udara, tanah, laut, dan bahkan jin dan malaikat. Karena itu agama bukan saja mengajarkan ukhuwwah makhluqiyah, namun juga mengajarkan silaturahim, baik dengan makhluk spiritual maupun silaturahim dengan alam.

Dua landasan itulah yang menjadikan semua makhluk merasakan rahmat atas kehadiran rasul dan Islam yang diajarkannya. Rasul melarang bersikap sewenang-wenang terhadap hewan, diantaranya ketika menyembelihnya. Alam secara keseluruhan juga mendapat rahmat, karena Allah melalui lisan Nabi-Nya melarang merusak alam. Mari kita perhatikan firman Allah dalam Surat Al-A’raf (7) ayat 85:

وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۗ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ

“Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.”

Dengan demikian Islam rahmatan lil ‘alamin adalah Islam yang anti kekerasan dan membuat kerusakan, pantang menghina, merendahkan, menjauhi sikap prejudice (su’uzh zhon), mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus) dan ghibah. Yang kuat melindungi yang lemah, tidak berperilaku yang merugikan diri dan orang lain, adil, bersikap ihsan terhadap semua makhluk, bersikap moderat (tawasuth) dan seimbang (tawazun) dan bersikap toleran (tasamuh) terhadap perbedaan.

Demikian khutbah Jumat ini, semoga kita mampu meneladani akhlak dan perilaku rasulullah serta benar-benar dapat menunjukkan bahwa Islam itu agama yang rahmatan lil ‘aalamiin …Aaamin Allahumma Aamiin …

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، أَقَوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Loading