JAKARTA,muikaltim,or id— Pimpinan Komisi Fatwa MUI Pusat hadir ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo. Kunjungan tersebut untuk menghadiri pra ijtima ulama Komisi MUI se Indonesia.
Kunjungan ini terasa spesial karena Ketua MUI Bidang Fatwa Maudhuiyah, KH Afifuddin Muhajir, juga menjadi Wakil Pengasuh di Pesantren Sukorejo.
Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, menyampaikan bahwa kegiatan pra ijtima ini adalah agenda nomor dua. Agenda pertamanya adalah silaturahim dengan keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo.
“Kegiatan malam hari ini di samping penyiapan materi ijtima ulama Komisi Fatwa ke-VIII, yang paling penting adalah silaturahim dengan masyayikh. Saya pernah menyampaikan di rapat Komisi Fatwa, sewaktu-waktu kita silaturahim dan momentumnya di pra ijtima ulama ini, ” ujarnya di Aula Kantor Pusat Pesantren Sukorejo, Situbondo, Sabtu (03/02/2024).
Kiai Niam menyampaikan, pra ijtima ulama adalah agenda Komisi Fatwa sebelum pelaksanaan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se-Indonesia. Pra ijtima bertujuan menjaring materi yang nantinya dibahas dalam Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia.
Pra Ijtima Ulama Komisi Fatwa ke-VIII ini membahas mengenai Fiqih Hubungan Antar Umat Beragama. Ada tiga pembahasan penting yaitu salam lintas agama, muslim mengucapkan selamat atas hari raya agama lain, serta mengucapkan “Assalamualaikum” Bagi non Muslim Dan Hukum Menjawabnya.
“Bisa jadi ini nantinya menjadi isu publik, tapi dengan keilmuan dan kedalaman bahasan Para ulama, dengan pertimbangan aspek sosiologis sehingga fatwa ini nanti bisa mudah dicerna, minim kontroversi, Dan kemudian bisa dipedomani, ” ujarnya.
Ketua Komisi Fatwa MUI, KH Junaidi, menyampaikan fatwa MUI sangat dinantikan umat, khususnya terkait salam lintas agama.
“Mudah-mudahan pra ijtima ulama ini menghasilkan manfaat, mala ini kita membahas salam lintas agama dan bagaimana hukumnya non muslim memberikan salam pada non muslim, tentu ini dinantikan oleh para muslimin di luar sana karena kita sadar kita warga negara Indonesia, ” ungkapnya.
Wakil Pengasuh Pesantren Sukorejo, KH Afifuddin Muhajir, menyampaikan bahwa sedianya yang hadir dalam pra ijtima ulama ini adalah Kiai Azaim Ibrahimy. Berhubung ada kendala jadwal pesawat yang mundur, maka jadwal berubah.
“Yang sedianya akan hadir di tempat ini adalah Kiai Azaim, karena beliau tidak bias bersama-sama kita, maka sebagai gantinya adalah saya sebagai wakil pengurus, ” ungkapnya.
“Atas nama keluarga, mudah-mudahan pesantren ini sebagai tempat pra ijtima ulama ke-vii membawa berkah, ” ungkapnya.
Rombongan MUI tersebut terdiri dari Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, Ketua Komisi Fatwa KH Junaidi, Sekretaris Komisi Fatwa KH Miftahul Huda, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa KH Arwani Faishol, serta anggota Komisi Fatwa seperti KH Imam Addaruquthni, KH Abdul Halim Sholeh, KH Aminuddin Yakub, dr Endy M Astiwara, KH M Nurul Irfan, KH M Alvi Firdausi. Tidak ketinggalan, bendahara MUI Erny Juliana Al Hasanah juga turut menjadi peserta sekaligus perempuan satu-satunya.
Rombongan ini berangkat dari Jakarta dan mendarat di bandara Blimbingsari Banyuwangi. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan darat selama dua jam menuju Sukorejo, Situbondo.
Dalam Forum tersebut, hadir pula MUI Kabupaten Situbondo, MUI Jawa Timur, MUI Banyuwangi, serta jajaran pengajar Ma’had Aly Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo. (Ibnu/Azhar)