MUI dan Rumah Zakat Bangun Pesantren Lansia Cendekia

JAKARTA,mui kaltim,or  id – Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI) menghadiri peletakan batu pertama Pesantren Lansia Cendekia di Cipayung Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024).

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Rumah Zakat, MUI yang diwakili oleh KPRK, dan Rumah Wakaf. Selain itu, bangunan pesantren tersebut berdiri di atas tanah wakaf dari keluarga Ibu Zaenab.

Ketua KPRK MUI, Siti Ma’rifah menyampaikan rasa syukurnya atas peletakkan batu pertama gedung pesantren. Dia juga menyebut konsep Pesantren Lansia berbeda dengan panti jompo pada umumnya.

“Pembangunan Pesantren Lansia bermula dari kegelisahan bahwa banyak orang tua yang telah memasuki masa tua tidak dipedulikan lagi. Bahkan tidak sedikit di sekitar kita yang mengirimkan orang tuanya ke rumah jompo,” kata dia dalam sambutannya.

Fenomena anak membuang orang tua ataupun orang tua membuang anak menjadi perhatian serius bagi KPRK MUI. Sebab, orang tua dan anak merupakan bagian dari keluarga yang tentu saja menjadi lingkar perhatian Komisi MUI ini.

Tak hanya ketua KPRK MUI, dalam kesempatan tersebut turut hadir pula Ketua MUI Bidang PRK, Prof Amany Lubis yang menyampaikan program Pesantren Lansia bagian dari penghormatan kepada orang tua.

“Allah SWT telah memberikan kita peringatan untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Alquran. Program Pesantren Lansia tak sekadar memenuhi kebutuhan fisik para orang tua, tapi juga dari segi spiritual dan psikologis,” jelasnya.

Oleh karena itu, pernyataan dari Prof Amany selaras dengan yang disampaikan Ketua KPRK MUI bahwa konsep Pesantren Lansia berbeda dengan rumah jompo. Sebab, banyak aspek yang diperhatikan khususnya ilmu agama, bukan sekadar kebutuhan fisik.

Direktur Program Rumah Zakat, Muhammad Shobirin juga menuturkan pihaknya berterima kasih kepada KPRK MUI yang bersemangat menyusun program baik ini.

“Kami dari Rumah Zakat bersama-sama ingin meningkatkan nilai manfaat sehingga juga menyasar para lansia. Agar manfaat yang diterima bisa lebih luas dan menyeluruh,” tambahnya.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri pula oleh pengurus desa, perwakilan MUI, dan warga setempat. Keterlibatan berbagai unsur tersebut menjadi penting, sebab Pesantren Lansia bukan hanya milik Rumah Zakat, Rumah Wakaf, atau MUI, melainkan juga milik seluruh masyarakat sekitar pesantren.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Perempuan, Remaja, dan Keluarga (PRK), Prof Amany Lubis menyampaikan Pesantren Lansia akan menjadi program unggulan dari MUI, khususnya untuk Komisi PRK.

“Pesantren Lansia insya Allah akan menjadi program unggulan dari MUI. Pada hari ini kita juga telah melaksanakan peletakan batu pertama Pesantren Lansia Cendekia di Cipayung Jakarta Timur,” katanya kepada MUIDigital, Selasa (23/1/2024) pada saat peletakan batu pertama Pesantren Lansia Cendekia di Cipayung, Jakarta Timur.

Dalam program ini, Prof Amany menyampaikan program kolaborasi dengan Rumah Zakat dan Rumah Wakaf. Tak hanya memperhatikan pembangunan fisik semata, dia juga menegaskan kurikulum pesantren juga telah disiapkan tim KPRK MUI.

“Program-program kami sebelumnya kebanyakan menyasar untuk anak dan perempuan. Kali ini kami luaskan kembali dengan bekerjasama melalui program Pesantren Lansia,” jelas dia.

Prof Amany menyatakan berdirinya Pesantren Lansia salah satunya lahir dari spirit memuliakan orang tua. Hal ini sebagaimana perintah yang disebutkan Allah SWT dalam Alquran surah Al-Isra ayat 23 berikut:

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

“Zaman sekarang banyak yang lupa untuk memperhatikan orang tuanya. Meski kadang kebutuhan fisik terpenuhi tapi spiritualnya sering terlewat. Padahal keduanya harus seimbang terpenuhi sebagai bentuk baktinya seorang anak,” kata mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Prof Amany juga menyampaikan program ini akan terus berkembang dan menjalin kerja sama dengan berbagai stakeholder. Dia berharap dukungan dari berbagai pihak untuk bersama-sama mewujudkan program Pesantren Lansia tersebar lebih luas lagi manfaatnya.

Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI), Siti Ma’rifah

Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (KPRK MUI), Siti Ma’rifah menyebut program Pesantren Lansia berbeda dengan rumah jompo.

Hal tersebut disampaikannya kepada MUIDigital setelah kegiatan peletakan batu pertama Pesantren Lansia Cendekia di Cipayung Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024).

“Perbedaan keduanya terletak pada program-program yang disiapkan Pesantren Lansia. Umumnya rumah jompo hanya fokus pada kebutuhan fisik para orang tua, lain halnya dengan Pesantren Lansia yang turut memperhatikan aspek spiritual bahkan psikologis para orang tua,” kata Siti Ma’rifah.

Ketahanan keluarga, yang selama ini menjadi fokus program KPRK MUI umumnya menyasar kepada anak dan perempuan. Oleh karena itu, Siti Ma’rifah menyampaikan lingkar perhatian KPRK diperluas juga kepada orang tua. Sebab, mereka merupakan bagian dari keluarga.

Menurut dia, fenomena lain yang mendorong adanya Pesantren Lansia adalah adanya pengabaian anak kepada orang tua, khususnya menjelang pada masa lansia. Dia menyebut, bahkan ada yang memperlakukan orang tua tidak manusiawi.

Dari sini KPRK MUI menilai pentingnya perhatian lebih untuk para lansia. Selain itu, Indonesia yang akan menuju generasi emas 2045 diiringi pula dengan meningkatnya jumlah lansia.

Dengan demikian, apabila perhatian kepada para lansia ini diabaikan maka ketahanan keluarga akan turut goyah. Program Pesantren Lansia juga mendorong para orang tua untuk tetap produktif menikmati di masa tua.

“Ini memang program pertama kalinya bagi KPRK MUI untuk Pesantren Lansia. Ke depannya, insyaallah akan banyak lagi pesantren serupa dengan segmentasi yang berbeda, seperti diperuntukkan untuk lansia dhu’afa,” jelasnya

Ketua KPRK MUI juga berterima kasih kepada Rumah Zakat, Rumah Wakaf, dan keluarga Ibu Zaenab yang telah mewakafkan tanahnya untuk pendirian pesantren. Dia berharap akan semakin berkembang lagi pesantren lansia di berbagai daerah di Indonesia.

“Niat dan aksi baik ini tentunya tidak bisa berjalan sendirian dari MUI. Banyak stakeholder yang telah membantu, dan ke depannya kami harapkan semakin banyak lagi manfaat yang ditebarkan dan diberikan,” tutupnya.

(Isyatami Aulia/Din)

 

Loading